thumb

Membangun Program Desa Lewat Komunikasi yang Relevan, Strategis, dan Berkelanjutan

Published on 2025-07-04

Apa yang membuat sebuah program desa berhasil?
Bukan hanya soal bantuan yang diberikan atau infrastruktur yang dibangun, tetapi juga bagaimana program itu dipahami, diterima, dan dijalankan bersama oleh masyarakat. Di sinilah komunikasi memainkan peran penting sebagai penghubung antara niat baik dan dampak nyata.

Hal ini menjadi sorotan dalam webinar “Membangun Program Masyarakat Desa” yang diselenggarakan CFCD Foundation pada Juli 2025. Salah satu sesi menghadirkan Muhammad Lauda, praktisi komunikasi sekaligus konsultan CPROCOM, yang membahas strategi komunikasi sebagai bagian penting dari desain program. Ia menekankan bahwa komunikasi yang efektif dapat memperkuat kepercayaan, mendorong partisipasi, dan memastikan program benar-benar relevan dan diterima oleh masyarakat.

Dalam konteks pembangunan desa, komunikasi tidak cukup berhenti pada penyampaian informasi sepihak. Program akan lebih bermakna jika komunikasi dilakukan secara partisipatif, mengajak warga membentuk makna bersama, menyuarakan aspirasi, dan ikut menentukan arah gerak program. Inilah yang disebut communication for transformation. Bahkan lebih jauh, ketika komunikasi dibangun secara kolaboratif dan ditumbuhkan dari dalam komunitas, ia menjadi sustainable communication yakni komunikasi yang hidup, tumbuh, dan benar-benar dimiliki oleh masyarakat sendiri. 

Dalam menyusun strategi komunikasi untuk program masyarakat desa, ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan:

  1. Mengubah Isu Menjadi Cerita/Konten yang Layak Diberitakan
    Tidak semua isu langsung menarik perhatian publik, apalagi dalam konteks program desa yang kerap dianggap teknis atau rutin. Karena itu, strategi komunikasi perlu merancang konten dari sudut pandang yang tepat dengan mengubah isu menjadi cerita yang relevan dan layak disebarluaskan. Misalnya, program literasi digital tidak cukup disebut sebagai ‘Pelatihan Komputer’ tetapi bisa dibingkai sebagai upaya membangun transparansi desa melalui pelaporan digital atau memudahkan pelayanan publik lewat aplikasi sederhana. Dengan memahami elemen news value seperti aktualitas, dampak, kedekatan dan keunikan, konten program menjadi lebih dari sekadar informasi, ia menjadi narasi yang membangun persepsi, kepercayaan dan keterlibatan. (Baca lebih lanjut tentang News Value di sini).

  2. Memetakan Pemangku Kepentingan Secara Strategis
    Analisis audiens dalam program desa tidak hanya mengacu pada masyarakat penerima manfaat, tetapi juga pada lembaga dan organisasi yang memiliki peran kunci di tingkat lokal. Pemerintah desa, koperasi, BUMDes, lembaga adat, tokoh agama, hingga organisasi perempuan atau pemuda adalah bagian dari ekosistem yang perlu dipahami dan dilibatkan. Dengan mengenali peran, pengaruh, serta kepentingan masing-masing pihak, strategi komunikasi dapat dirancang lebih tepat sasaran dan membangun kolaborasi yang saling menguatkan.

  3. Menggunakan Kanal Komunikasi yang Relevan
    Memilih kanal komunikasi yang tepat bukan hanya soal jangkauan, tapi juga menyangkut kredibilitas dan keterhubungan dengan masyarakat. Dalam kerangka PESO Model (Paid, Earned, Shared, Owned), kanal earned dan shared sering menjadi yang paling berpengaruh dalam program masyarakat desa. Salah satu pendekatan yang efektif adalah melibatkan jurnalis atau media lokal sejak awal sebagai bagian dari program. Ketika mereka hadir sebagai tamu dalam kegiatan desa dan menuliskan ceritanya dari sudut pandang independen, publikasi yang dihasilkan akan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi di mata warga. Di saat yang sama, kanal shared seperti grup WhatsApp warga, akun komunitas, atau forum daring desa menjadi jalur penting untuk menyebarkan cerita secara organik. Kombinasi ini menjadikan komunikasi terasa lebih akrab, dipercaya, dan berdampak.

Komunikasi yang dirancang secara strategis menjadikan program bukan sekadar intervensi dari luar, tetapi bagian dari kehidupan masyarakat itu sendiri. Ketika isu dirasakan relevan, pemangku kepentingan dilibatkan dengan empati, dan saluran komunikasi dipilih sesuai konteks lokal, program memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh dan bertahan. Inilah kekuatan komunikasi dalam pembangunan desa: membangun ruang dialog, menciptakan rasa memiliki, dan menumbuhkan semangat kolektif untuk terus bergerak maju.

Ingin mengembangkan strategi komunikasi atau menjajaki kolaborasi pelatihan komunikasi publik? Hubungi kami melalui Instagram @cprocom atau narahubung di 0811-1192-468 untuk informasi lebih lanjut.

Materi dalam artikel ini diangkat dari presentasi Muhammad Lauda, B.Sc., MBA, dalam webinar “Membangun Program Masyarakat Desa.” Penulisan dan penyusunan materi dilakukan oleh Hanifa Laila Zaituna.

Leave a comment


Your e-mail address won't be published. Required fields are mark *

Loading
Your comment has been sent. Thank you!