thumb

Pentingnya Public Relations Membangun Kepercayaan dengan Media

Published on 2025-04-23

Pentingnya Public Relations Membangun Kepercayaan dengan Media

Di balik headline besar dan berita viral tentang perusahaan, ada satu peran penting yang kadang luput disorot: Public Relations (PR). Ada dua factor penting yang dilakukan PR. Pertama, PR tahu membuat publikasi yang menarik. Kedua, PR tahu cara menjalin hubungan dengan media. However, seberapa penting sih faktor kedua? 

Kenapa PR Perlu Mengelola Hubungan dengan Media?

Dalam dunia komunikasi publik, memiliki jaringan media bukan sekadar "punya kenalan wartawan". Jaringan PR pada media layaknya memiliki kekuatan untuk mengelola persepsi publik—terutama saat krisis datang tanpa aba-aba.

Ketika media mengenal dan menghormati PR sebuah perusahaan, komunikasi jadi lebih dua arah, terbuka, dan saling percaya. Jurnalis tahu siapa yang bisa dipercaya untuk dimintai klarifikasi, dan PR tahu bagaimana menyampaikan narasi yang tidak defensif.

Ini bukan berarti PR “membeli” media. Bukan pula berarti PR “kong-kalikong” dengan media untuk menutupi sebuah kebenaran dari publik. Bukan keduanya! Tapi, PR dapat membangun relasi profesional, transparan, dan konsisten. Media dapat mengkomunikasikan pada PR kebutuhan informasi dari publik. Demikian pula PR dapat memberikan informasi secara efektif melalui media. Pada akhirnya, kepercayaan PR dibangun dari rekam jejak, bukan dari sekadar jamuan makan siang.

Tantangan di Lapangan

Tapi tentu, membangun hubungan baik dengan media bukan perkara mudah. Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi. Pertama, ekspektasi media. PR juga harus memahami bahwa jurnalis membutuhkan informasi yang cepat, akurat, dan menarik. Kalau PR terlalu kaku dan birokratis, media bisa kehilangan minat. Kedua, adanya beberapa stigma negatif atas PR. Ada sebagian public atau media menganggap PR hanya ingin “memoles citra”. Padahal, PR yang baik justru menjembatani informasi antara perusahaan dan public secara jujur. Ketiga, perubahan dinamika media. Era digital membuat hubungan personal dengan media terasa renggang. Semua serba cepat, serba online, dan makin sulit membangun keintiman profesional.

Bayangkan sebuah perusahaan sedang menghadapi krisis karena terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tersebut kemudian viral di media sosial. Di lain sisi, PR perusahaan sudah lama menjalin relasi baik dengan media. Akhirnya, PR bisa mengatur klarifikasi dalam waktu singkat. Konferensi pers digelar tepat waktu, data disiapkan lengkap, dan jurnalis yang hadir merasa dihormati. Hasilnya? Pemberitaan cenderung berimbang dan reputasi perusahaan tetap bisa dijaga.

Bandingkan dengan ilustrasi kasus lain dimana perusahaan transportasi online menghadapi demo besar-besaran dari mitra. Perusahaan tersebut selama ini tertutup terhadap media. Saat krisis muncul, tak ada jurnalis yang memiliki jalur komunikasi ke PR perusahaan. Alhasil, berita liar menyebar, narasi negatif mendominasi, dan perusahaan kesulitan mengontrol informasi. Reputasi perusahaan jatuh dan proses pemulihan berlangsung lama.

Tips Membangun Relasi dengan Media

Beberapa hal berikut bisa dilakukan PR untuk mengelola relasi dengan media. 

<!--[if !supportLists]-->1.   PR mengenali dan menghargai kerja jurnalistik. Bangun relasi yang rutin, bahkan di luar momen krisis dengan media. Jangan hanya menghubungi media ketika perusahaan membutuhkan publikasi.

<!--[if !supportLists]-->2.   Sediakan informasi yang kredibel dan mudah diakses. Buatlah rilis yang menarik, narasumber yang siap, dan respon cepat atas pertanyaan media. Dengan demikian, media dan publik akan mendapatkan kesan bahwa perusahaan memperdulikan isu.

<!--[if !supportLists]-->3.   Jangan defensif atau pasif. Saat krisis, media membutuhkan penjelasan. PR tidak boleh ghosting dengan menghilang tanpa konfirmasi pada media. PR sebaiknya menghadapi pertanyaan media dengan keterbukaan dan ketenangan.

<!--[if !supportLists]-->4.   Gunakan pendekatan humanis. Sesekali PR sebaiknya mengirim ucapan ulang tahun atau undang rekan media dalam forum diskusi informal. Hubungan yang baik lahir dari perhatian kecil.

Jadi, hubungan PR dan media itu seperti kita merawat tanaman. Perlu waktu, perawatan, dan kejujuran. Tapi ketika dirawat dengan konsisten, media bisa jadi salah satu perlindungan saat badai krisis datang. Apa saja media relations yang bias dilakukan PR? Diskusi lebih lanjut yuk dengan para praktisi PR dari CPROCOM. Hubungi IG @cprocom atau CP +62 811-1192-462 untuk mendapatkan agenda pelatihan, diskusi, atau konsultasi lebih lanjut. (RPY)

Leave a comment


Your e-mail address won't be published. Required fields are mark *

Loading
Your comment has been sent. Thank you!