
Dari PR Value ke PESO Model: Saatnya Komunikasi Diukur Secara Strategis
Selama bertahun-tahun, banyak laporan kehumasan dan komunikasi masih mengandalkan PR Value atau Advertising Value Equivalent (AVE) sebagai tolok ukur keberhasilan. Namun, pendekatan ini semakin dipertanyakan karena tidak menggambarkan dampak komunikasi secara nyata.
Kini, pendekatan berbasis PESO Model (Paid, Earned, Shared, Owned) hadir sebagai solusi yang lebih strategis, relevan, dan terukur. Pendekatan ini tidak hanya melihat kuantitas eksposur, tetapi juga kualitas kanal dan kontribusinya terhadap tujuan komunikasi.
PR Value: Masih Dipakai, Tapi Tidak Lagi Relevan
Beberapa realitas di lapangan:
“Klien saya masih meminta PR Value di laporan bulanan.”
“Atasan menanyakan kenapa PR Value bulan ini menurun?”
“Saya tahu AVE itu lemah, tapi itu yang diminta.”
AVE menghitung nilai liputan media seolah-olah itu adalah ruang iklan. Padahal, nilai editorial sangat berbeda dengan ruang iklan berbayar. Dan lebih penting lagi, AVE tidak menilai perubahan sikap, pemahaman, atau tindakan audiens.
Bayangkan:
Artikel yang viral tapi berisi kritik tetap menghasilkan angka besar.
Liputan panjang yang tidak dibaca tetap dihitung mahal.
Banyak eksposur tanpa dampak tetap dianggap berhasil.
Inilah sebabnya kita perlu mengubah cara mengukur keberhasilan komunikasi, dari berapa besar eksposur, menjadi apa dampaknya.
PESO Model: Kerangka untuk Pengukuran Komunikasi yang Lebih Strategis
PESO Model memberikan cara pandang menyeluruh terhadap strategi komunikasi, dengan membagi kanal ke dalam empat kategori:
Paid Media: Iklan berbayar, advertorial, konten sponsor, atau media placement.
Earned Media: Liputan media, ulasan pihak ketiga, atau relasi dengan jurnalis.
Shared Media: Interaksi di media sosial, kampanye yang dibagikan publik.
Owned Media: Konten dari kanal milik sendiri, seperti website, blog, newsletter
Pendekatan ini memungkinkan tim komunikasi untuk merancang strategi yang menyatu dan mengukur efektivitasnya secara lebih tajam. Misalnya:
Output: Berapa banyak publikasi dari kanal earned & shared?
Outtakes: Apakah audiens memahami pesan kampanye dari konten owned?
Outcomes: Apakah iklan berbayar (paid) berdampak pada tindakan nyata atau sentimen publik?
Dengan menyatukan empat kanal ini, PESO Model membantu tim komunikasi mengevaluasi strategi secara holistik dan membuat laporan yang tidak hanya informatif, tetapi juga dapat dipertanggungjawabkan secara strategis.
Langkah Menuju Evaluasi Komunikasi yang Modern
Agar evaluasi berdampak, mulailah dari:
Menetapkan tujuan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound)
Contoh: Meningkatkan kepercayaan publik terhadap Program X sebesar 20?lam 6 bulan melalui peningkatan sentimen positif dan keterlibatan di media sosial.Menggunakan PESO Model dalam perencanaan dan eksekusi kampanye
Mengukur hasil berdasarkan AMEC Framework: Output – Outtakes – Outcomes
PR yang strategis bukan hanya soal banyaknya liputan, tapi bagaimana pesan menjangkau audiens melalui kanal yang tepat, dengan hasil yang berdampak.
Ingin memperdalam strategi komunikasi berbasis PESO Model dan evaluasi yang terukur?
Topik ini akan dibahas secara mendalam dalam pelatihan online Mastering Strategic Communication Training yang diselenggarakan oleh CPROCOM pada 1–2 Agustus 2025.
Kunjungi Instagram kami di @cprocom atau hubungi 0811-1192-468 untuk informasi pelatihan atau diskusi lebih lanjut.
Leave a comment
Your e-mail address won't be published. Required fields are mark *